Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Bicara Peluang Bisnis RI-AS Jika Biden atau Trump Menang Pilpres

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berbicara mengenai peluang perdagangan AS dan Indonesia di bawah kepemimpinan Joe Biden atau Donald Trump.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum Dan Komunikasi Yukki Nugrahawan Hanafi (kiri) menyampaikan paparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan Kadin Indonesia ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (11/6/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum Dan Komunikasi Yukki Nugrahawan Hanafi (kiri) menyampaikan paparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan Kadin Indonesia ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (11/6/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memastikan peluang perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Indonesia akan terus didorong siapapun yang akan menjadi presiden AS periode 2025-2029. 

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya akan berada pada posisi terbuka dalam diplomasi perdagangan. Kendati dia pun tak menampik pentingnya pelaku usaha dalam negeri untuk mempersiapkan diri. 

"Buat kita, itu mau Biden, itu mau Trump, mau Partai Demokrat, mau Partai Republika, kita akan bekerja sama dengan AS. Karena kan jelas, kita secara Indonesia memiliki politik bebas aktif," kata Arsjad di Menara Kadin, Senin (15/7/2024). 

Tak hanya itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pihaknya turut berperan dalam hubungan dagang dengan AS melalui Indo-Pacific Partnership Economic Forum (IPEF). 

Dalam hal ini, Kadin dan pemerintah telah mendorong kerja sama di berbagai bidang mulai dari perdagangan rantai pasok, digitalisasi, ekonomi hijau, hingga intellectual property (IP). 

"Kalau di konteksnya Biden, dia itu lebih ini secara regional ya. Jadi kalau kita lihat IPEF itu kan regional. Nah, kalau Trump itu kayaknya dia lebih spesifik, dia kan sangat pragmatis ya," ujar Shinta. 

Shinta menilai Joe Biden dapat menguntungkan dalam forum perdagangan regional, seperti melalui IPEF. Sementara itu, pada periode Donald Trump lebih mengedepankan transaksi langsung antarnegara meskipun sangat kental dengan kepentingan AS. 

"Tapi yang jelas kita sudah mulai pada waktu itu dengan limited trade deals, yang kami harapkan nanti kalau Trump jadi [presiden] ini bisa terus didorong limited trade deals. Jadi itu benar-benar kesempatan Indonesia-Amerika," jelasnya.  

Menurut Shinta, usulan kerja sama perdagangan limited free trade deal dengan AS untuk komoditas tertentu lebih mudah ketimbang perjanjian seperti free trade agreement (FTA) maupun comprehensive economic partnership agreeement (CEPA). 

"Ini kesempatan yang kita mau ambil lagi mungkin nanti misalnya dengan Trump, seperti contohnya ekspor kita ke Amerika untuk tekstil, TPT. Tapi kita juga bisa mengimpor dari Amerika untuk cotton atau kapas. Jadi itu yang salah satu limited trade deal yang sebagai contoh," terangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper